Minta Kritik dan Saran nya yaaa :))
Keranda Penghantar
Rinai nyanyian alam
Mengahantarkanku pada barisan antrean panjang
Denting bunyi lonceng bergema keras
Beradu padu pada gemuruh petir laksana badai
Seruling bambu mendesir pasir putih
Mengucap selamat datang pada penghuni baru
Semakin dekat pada tirai baru
Tetapi semakin kencang sontak badai berderu
Seakan tersirat : Tak rela pergi
Helaan nafas yang tertinggal
Tak kan kembali kecuali sang waktu mengubah
Hujan dan deru angin santar terdengar lagi
Tiada yang menepisnya kini
Tirai itu sudah siap untuk tertutup kembali
Buku
Antara lembaran yang di penuhi tinta
Kutuliskan sebuah nama
Yang penuh kiasan dan makna
Tinta merah yang melingkar
Goreskan sebuah Kisah
Pembawa setangkai mawar indah
Terlintas cerita klasik
Menempatkan hati pada diri sang kasih
Setiap pikiranku hanya tertulis
Mengumpulkannya dalam syair puisi
Berlagam kisah cinta
Sahabat bahkan Hidup
Tinta yang kutuliskan tak akan pernah hilang
Meski terkubur usia tetap ada sisanya
Beling
Kucuri lagi matamu yang bukan lagi milikku
Jari-jemari yang menguning
Cemara tumbang dalam keheningan
Seakan mengatakan pada alam
Kau kini miliknya
Ku cumbui sajadah
Yang terdampar diatas angin
Membawa ombak ke tepi gurun
Tenggelam dalam pasir hidup
Tergenggam tangan yang bukan lagi milikku
Terhempas keringat darah
Terkubur dalam pecahnya beling
Dan lagi lagi berbisik
Semua bukan lagi milikku
Sabtu,20 Agustus 2011
Rekaman Tertulis
Tempatku menaruh secercah harapan
Kalimat puisiku yang tersirat
Diksi yang indah dalam seuntai puisi
Hilang ! Entah kemana
Resah aku kini
Tak terdapat rekaman itu dalam baris puisi
1 tempat kuteliti sampai mata terasa buta
Tapi tak jua kutemukan batang hidungnya
Diksi yang entah apa saja
Bahasa kalbu yang tertutup cahaya terang
Sulit ku mencari jarum tersimpan dalam jerami
Cahaya langit dalam Cahaya matahari
Rekaman puisi yang harus kucari
Sampai Ketemu !
Munculah ! Kumohon !
Syair Sahdu,
Enyuhkan kasar kerasnya hatiku
Rinai nyanyian alam
Mengahantarkanku pada barisan antrean panjang
Denting bunyi lonceng bergema keras
Beradu padu pada gemuruh petir laksana badai
Seruling bambu mendesir pasir putih
Mengucap selamat datang pada penghuni baru
Semakin dekat pada tirai baru
Tetapi semakin kencang sontak badai berderu
Seakan tersirat : Tak rela pergi
Helaan nafas yang tertinggal
Tak kan kembali kecuali sang waktu mengubah
Hujan dan deru angin santar terdengar lagi
Tiada yang menepisnya kini
Tirai itu sudah siap untuk tertutup kembali
Buku
Antara lembaran yang di penuhi tinta
Kutuliskan sebuah nama
Yang penuh kiasan dan makna
Tinta merah yang melingkar
Goreskan sebuah Kisah
Pembawa setangkai mawar indah
Terlintas cerita klasik
Menempatkan hati pada diri sang kasih
Setiap pikiranku hanya tertulis
Mengumpulkannya dalam syair puisi
Berlagam kisah cinta
Sahabat bahkan Hidup
Tinta yang kutuliskan tak akan pernah hilang
Meski terkubur usia tetap ada sisanya
Beling
Kucuri lagi matamu yang bukan lagi milikku
Jari-jemari yang menguning
Cemara tumbang dalam keheningan
Seakan mengatakan pada alam
Kau kini miliknya
Ku cumbui sajadah
Yang terdampar diatas angin
Membawa ombak ke tepi gurun
Tenggelam dalam pasir hidup
Tergenggam tangan yang bukan lagi milikku
Terhempas keringat darah
Terkubur dalam pecahnya beling
Dan lagi lagi berbisik
Semua bukan lagi milikku
Sabtu,20 Agustus 2011
Rekaman Tertulis
Tempatku menaruh secercah harapan
Kalimat puisiku yang tersirat
Diksi yang indah dalam seuntai puisi
Hilang ! Entah kemana
Resah aku kini
Tak terdapat rekaman itu dalam baris puisi
1 tempat kuteliti sampai mata terasa buta
Tapi tak jua kutemukan batang hidungnya
Diksi yang entah apa saja
Bahasa kalbu yang tertutup cahaya terang
Sulit ku mencari jarum tersimpan dalam jerami
Cahaya langit dalam Cahaya matahari
Rekaman puisi yang harus kucari
Sampai Ketemu !
Munculah ! Kumohon !
Syair Sahdu,
Enyuhkan kasar kerasnya hatiku
Kesendirian
November 28, 2009
Hidupku hampa tanpa dirimu
Kau tega menyakiti diriku
Di saat ku sangat menyayangimu
Kau pergi tinggalkan diriku
Sepi menyapa kesendirianku
Sunyi mengiringi kesedihanku
Bahagia diriku hilang tanpamu
Di mana dirimu saat kurindukan ?
Di mana perasaanmu meninggalkanku sendiri ?
Tentang rasa ini aku tak mengerti
Aku tak tahu apa yang harus kulakukan ?
Ku ingin kau selalu bahagia ...
Kau tega menyakiti diriku
Di saat ku sangat menyayangimu
Kau pergi tinggalkan diriku
Sepi menyapa kesendirianku
Sunyi mengiringi kesedihanku
Bahagia diriku hilang tanpamu
Di mana dirimu saat kurindukan ?
Di mana perasaanmu meninggalkanku sendiri ?
Tentang rasa ini aku tak mengerti
Aku tak tahu apa yang harus kulakukan ?
Ku ingin kau selalu bahagia ...
Thank you
Tuesday, February 9, 2010
And friends come and go
But people like you are hard to find
and times just goes to show
I would not change a thing
I owe it all to you I always know
How lucky I am to have you here beside me
So before I go
I wanna say thank you,thank you,thank you . . .
But people like you are hard to find
and times just goes to show
I would not change a thing
I owe it all to you I always know
How lucky I am to have you here beside me
So before I go
I wanna say thank you,thank you,thank you . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar